Inreyen vs kualitas oli motor

Hai semuaaaa 😁 tiba-tiba waktu mengendarai all new cbr 150r ane merasa mendapat wejangan hehehe, artikel ini ber mula ketika ane release artikel tentang sesosok all new cbr 150r yang ane cekokin oli sesat (nih 😁) pertamina mediteran sx, udah harga msx itu murah, masih aja ane belinya yang versi curah πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ yang lebih murah lagi, hebohlah artikel itu

Lhoo apa hubungannya kok jadi cerita artikel kemarin ? Naahhh di artikel itu banyak yang menyayangkan mengapa tidak pakai yang pertamina fastron saja, toh harganya jatuhnya bisa sama saja dengan msx mengingat ketahanan fastron lebih baik, beberapa waktu kemudian (hari ini 😁) ane jadi ada pikiran, loh jika kita di tuntut untuk memakai oli yang berkualitas baik, tentunya mesin dari motor itu juga harus sesuai spesifikasinya, misal celah-celahnya sempit sehingga oli kualitas biasa tidak bisa melindungi mesin dengan maksimal, nah, jika celah pada mesin itu sedemikian sempit tentu perakitan dan komponen harus sangat presisi, dan jika perakitan mesin sudah sedemikian presisi apa butuh masa inreyen sesuai anjuran buku manual ?, sebaliknya, jika masih memerlukan masa inreyen, bukankah itu bukti bahwa masih ada kemungkinan mesin tidak sepresisi yang menjadi standar pabrikan ? Atau standar pabriknyannya yang kurang ? 😁

Ane terbuka untuk yang ingin menyampaikan opininya 😁😁😁

(dnf)

Tentang DNFmagz

seorang manusia yang senang bermain dan bermain :D
Pos ini dipublikasikan di motor. Tandai permalink.

19 Balasan ke Inreyen vs kualitas oli motor

  1. Mase berkata:

    Saya bingung mau komen apa

    Suka

  2. Selamat berkata:

    Sebenarnya inreyen mesin saat ini sudah dilakukan sendiri oleh pabrikan. Kapan hal itu terjadi? pada saat mesin tsb selesai dirakit menjadi produk jadi siap dijual.

    Ane pernah lihat video ttng perakitan cbr1000 di Jepang sana, SOP setelah motor selesai dirakit, maka motor tsb lngsng di dynotest oleh pabrikan, hal ini dilakukan utk mengetahui spesifikasi mesin sudah sesuai dgn standar yg ditetapkan oleh pabrikan ato tidak, dan juga masa inreyen terjadi pada saat dynotest tsb.

    Akan tetapi entah pabrikan di Indonesia ini mengikuti SOP seperti di luar negeri ato tdk.

    https://en.wikipedia.org/wiki/Break-in_(mechanical_run-in)#Modern_versus_older_break-in_regimens

    Suka

  3. sucahyoaji berkata:

    Saya penganut inreyen halus. Dan hasilnya selalu ok.

    Kontroversi inreyen atau break in, ada cara kasar dan cara halus, mana yang benar?

    Namun memang kadang nggak ngaruh reyen bagus atau tidak kalau mesinnya kw2 (Honda).

    Suka

Tinggalkan Balasan ke DNFmagz Batalkan balasan